Al-Nasīḥah al-Dhaḥabiyyah li Ibn Taymiyyah:
Click untuk buku PDF
Beberapa penggal yang telah kuusahakan untuk difahami
"Wahai Muslim
Engkau (Ibn Taymiyyah) telah mengedepankan nafsu keledai untuk memuji dirimu, sampai kapan engkau akan mempertahankan egomu dan menyerang orang-orang pilihan. Berapa lama lagi engkau akan menghargainya dan menghina orang-orang yang berbakti, berapa lama lagi engkau akan mengagungkannya dan merendahkan hamba-hamba. Sampai Kapan engkau akan menjadi teman dekatnya dan membenci orang-orang zuhud.
Sampai kapan kamu memuji-muji omonganmu sendiri dengan pujian yang tidak engkau berikan bahkan kepada hadis-hadis Bukhari & Muslim, andai hadist-hadist dari keduanya selamat dari kecamanmu, bahkan setiap saat engkau menyerangnya dengan mendha’ifkannya dan menggugurkannya dengan takwil atau pengingkaran."
Click untuk buku PDF
Beberapa penggal yang telah kuusahakan untuk difahami
"Wahai Muslim
Engkau (Ibn Taymiyyah) telah mengedepankan nafsu keledai untuk memuji dirimu, sampai kapan engkau akan mempertahankan egomu dan menyerang orang-orang pilihan. Berapa lama lagi engkau akan menghargainya dan menghina orang-orang yang berbakti, berapa lama lagi engkau akan mengagungkannya dan merendahkan hamba-hamba. Sampai Kapan engkau akan menjadi teman dekatnya dan membenci orang-orang zuhud.
Sampai kapan kamu memuji-muji omonganmu sendiri dengan pujian yang tidak engkau berikan bahkan kepada hadis-hadis Bukhari & Muslim, andai hadist-hadist dari keduanya selamat dari kecamanmu, bahkan setiap saat engkau menyerangnya dengan mendha’ifkannya dan menggugurkannya dengan takwil atau pengingkaran."
Namun beberapa kajian dari ulama Saudi, meragukan validitas surat ini, seperti kajian yang dilkukan oleh al-Qūnawī Abū al-Faḍl. Click ini untuk buku PDF
Namun pula Shuʿaib al-Arnaʾūṭ dan Ḥusain al-Asad dalam muqaddimah dan pengenalan terhadap riwayat hidup imam al-dhahabi, masih mempertahankan bahwa rasilah (surat) tersebut adalah karya al-Dhahabi (Siyar al-Aʿlām al-Nubalāʾ(Beirut: al-Risalah 1998), I:76)
Jika risalah itu benar, wow... menarik, padahal al-Dhahabī adalah salah seorang dari murid Ibn Taymiyyah. Mungkin benar apa yang dikatakan Ṣalāh al-Dīn al-Ṣafadī, “I read before him many of his works and did not find in him the rigidity (jumud) of hadith scholars nor the denseness (kawdana) of transmitters. Rather, he is highly perspicuous and proficient in the sayings of the scholars and the schools of the imams of the Salaf and authorities in doctrine. What most pleased me is the care he shows, in his works, not to mention a hadith except he states whether it suffers from any weakness in its content or chain of transmission or one of its narrators. I did not see others show the same care in what they cite. (Al-Wāfā Biʾl-Wafayāt, (Lubnān: Dār Iḥyāʾ al-Turāth al-ʿArabī, 2000), II:163.
Ini menarik untuk menjadi pengantar awal diskusi..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar