Kuala Lumpur International Airport |
Hahahaa... Satu bulan lebih sudah aku
tinggal dinegeri orang, Malaysia, dalam
rangka rihlah ilmiyah. Alhamdulillah sejauh ini everyting is ok!!!
Dua september lalu aku memulai “Rihlah
Ilmiyahku” dari kota yang terletak di jantung sumatra, Jambi namanya, menuju
Malaysia. Aku teringat pada malam keberanakatanku ke negeri rantau ini, suasana
suka dan duka menyelimuti hati. ‘Suka’ karena impianku untuk melanjutkan S2 alhamdulillah
terkabulkan jua. ‘Duka’ karena meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara di Jambi sana.
Tercatat dalam catatan harianku, pukul 10
malam genderang perang ditabuhkan yang menjadi petanda keberangkatan ke ‘medan
perang’ siap dimulai. “masuk-masuk, mobil sudah siap untuk ke Palembang”, perintah
petugas loket. Tepat pukul 03.15 aku sudah sampai di bandara Sulthan Badaruddin
II Palembang. Setelah ceck and receck, ternyata masyaallah:
“HP ku... HP ku tertintanggal di mobil”.
Hatiku cukup gundah juga waktu itu. Dengan
berbaik hati si Mukhlas meminjamkan Hp-nya untuk misscaal nomorku,
alhamdulillah ternyata masih aktif. Hmmm..... tapi tidak diangkat, mungkin
sopirnya tidak mendengar ring HP-nya kali. Huhh.... setelah di misscaal
berkali-kali, ternyata HP itu tidak aktif lagu. “Waduuuhhh” fikirku, namun aku
belum habis akal. Lalu aku hubungi officer loket mobil yang aku tumpangi
dan melaporkan hal yang bersangkutan. ‘sedih’, ternyata menurut laporan officer
sopir yang bersangkutan pun tidak tahu. Hmmm.... demi menghilangkan rasa
penasaran, aku pinta no sang sopir lalu aku hubungi, jawaban yang sama dia
berikan. Huh.... ternyata benar-benar hilang.
“Ya
sudah, ikhlaskan saja” pikirku. Barang yang sudah hilang dan kecil kemungkinan
untuk ditemekan. Halalkan saja agar orang yang mencuri atau orang yang
mendapatkan tidak menggunakan atau memekan dari hasil haram. Semoga diakhirat
nanti sang pencuri atau orang yang menemukan tidak sibuk membawa dan mencari diriku.hehehe.
“Ya sudah, ambil saja ibrahnya, agar
kedepannya aku lebih berhati-hati dalam menjaga barang pribadi maupaun
barang-barang yang dititipkan”.
*****
Pukul 16.20 Waktu Kuala Lumpur, pesawat Air
Asia yang aku tumpangi mendarat di KLIA (Kuala Lumpur Internasional Airport).
Setelah mencap paspor dan mengambil barang di bagasi, aku langsung keluar.
Hmmmm.... alhamdullih, I miss you so much....
“Bang Ali....”, Bang Faisal dan Bang Abdullah
telah menunggu. Mereka adalah mahasiswa S 2 IIUM. Bang Ali dan bang Faisal
asalnya dari Inhil Riau. Sementara Bang Abdullah dari Jawa Timur, dan logat
jawanyapun cukup kental. “Alhamdulillah...” janji bang Ali pun ditepati. Beliau
benar-benar datang menjemputku.
Aku tidak sendiri datang ke Kuala Lumpur. Ada Mukhlas
dan Suhaibah. Tanpa banyak ‘cikonak-cikonek’ kami langsung menuju KL Central dan
selanjutnya menuju IIUM (Internasional Islamic University Malaysia) dengan Toyota
Avanza yang dikemudikan Bang Abdullah. Breeeettttt.... ternyata cukup jauh juga
jarakj antara KLIA ke IIUM. Hampir 2 jam perjalanan kami baru sampai. Padahal,
alamaaaaaaak...... badanku cuaapeeek banget... dan kepalaku ‘nyetnyot- nyetnyot’.
Hmmm.... ternyata cuapeek badan nyetnyot
kepala terobati juga dengan melihat panirama kampus IIUM yang begitu indah
mepesona mata.
“Subhanallah”, pikirku. Indah buangeeett....
it’s very beutiful.
*****
Hampir dua minggu aku menumpang sama bang Ali
di IIUM. Sungguh di IIUM inilah pengalaman pertama kaliku melihat orang dari
berbagai bangsa dan warna kulit. Semuanya sama-sama mempunyai tujuan yang sama.
Belajar dan mencari ilmu.
Secara umum kampus IIUM diisi oleh mahasiswa
manca negara. It’s a great campus. Bahasa resmi hanya Arab dan Inggris.
Wah... sekiranya dua bulan saja aku berada di
lingkungan semacam ini. Hmmm... insyaallah aku bisa ngloceh-ngocoh dalam
bahasa Arab dan Inggris.
Selama dua minggu di IIUM mahasiswa asing yang
cukup close to me adalah Syakirin, mahasiswa asa Nigeria. Tapi dia lucu
juga yaa... hahahaha. His nationality language is use engglish, but Negerian
engglish is not clear. Like Syakirin... For example: when he said“come back”,
it’s pronaound sound “kam bak” dengan suara yang serak lagi kental logat
Nigeria. Haha.... saya yakin jika anda bertemu dengan orang Negeria dan
bercakap dalam bahasa Inggris, anda pasti akan sedikit bingung, “what does
he/she says? Or what does he/she means?
IIUM Kuala Lumpur, 3-16 September 2012
*****
Kampusku bukan IIUM, pilihanku dari Jambi
adalah CASIS-UTM (Centre for Advence on Islam, Science and Civilization –
University Tekhnolgi Malaysia). Tiga hari pertama awal masuk kelas aku tidak
bisa menghadiri kelas, cobaaaaaaaannn yang cukup berat yang hampir membalikkan
niatku, aku menderita demam campak. Hiks... hiks... hiks... seluruh tubuhku
tumbuh bintik-bitik kecil berwarna merah. Hampir satu minggu aku menderita dan
tiga hari aku tidak bisa menghadiri kelas. Hiks... hiks... hiks... sedihnya.
Masuk hari keempat aku paksakan diriku untuk
menghadiri kelas. Namun baaaaahhhhh...... aku sedikit kebingungan, I’ve no hear
melayu or Indonesia lenguage in the class. Lecture is presented by engglish.
Awal-awal masuk kelas aku hanya melongok.
what the lecturer says?. ‘Ngomong apolah dosenko’. Aku hanya diam duduk
mengamati dan memasang kuping dalam-dalam memperhatikan penjelasan dosen.
Hmmmm... tapi alhamdulillah masuk dua minggu
di bangku perkuliahan aku sudah mulai asik dengan suasana semacam itu. Dan
ditambahkan lagi dengan kualitas tenaga pengajar yang tidak diragukan lagi. Ada
Prof. Dr. Wan Daud, ilmuan yang sudah mendunia, direktur CASIS sekaligus
mengajar mata kuliah Wordview and Epistemic Frameword. Associate Prof. Dr.
Syamsuddin Arif, ilmuan muslim yang langka saat ini. Dia seorang huffaz, kaligrafer,
pakar Orientalis, dan menguasai berbagai bahasa (Arab, Inggris, Latin, Jerman,
Hebrew, Syriac, Greek, Pancis, dan Belanda) serta meraih dua gelar Doktor. (1).
dari ISTAC-IIUM dan (2) dari Frankurt Jerman. Dia mengajar mata kuliah Bahasa Arab dan Al-Qur’an
and Hadith: Principles and Contemporary Challenge. Prof. Dr. Zainiy Uthman,
Alumni UCLA dan ISTAC-IIUM. Juga ilmuan ulung saat ini. Dia mengajar mata
kuliah Philosophy of Science and Civilisation. Satu lagi, Spesialis Bahasa Arab
Dr. Sulaeman dari Ghana, Afrika. Beliau alumni Sudan dan ISTAC-IIUM. Sungguh...
tidak salah aku belajar ke CASIS, tenaga pengajar adalah orang-orang yang luar
biasa. Namun, bagi orang baru seperti aku terasa cukup berat dikarenakan kuliah
fulltime. Hahahaa.... full dari senin sampai sabtu dan rata masuk jam 08.30,
pulang jam 14.00. belum lagi tugas-tugas yang diberikan. Merview buku, article,
makalah, semunya dalam bahasa inggris. Alamaaaak..... hehehe... tapi harus
tetap semangat.
2 komentar:
Kapan yah saya juga bisa lanjut sekolah di luar Negeri?? #myDream....
Subhanallah, jangan disia siakan kesempatan emas ini ...
Semoga kembali ke tanah airr dengan ilmu yang bermanfaat.
Posting Komentar