Selasa, 27 November 2012

Sejenak Bersama Prof. KH. Didin Hafiduddin

Beberapa minggu lalu, teman-teman dari Fotar (Forum Tarbiyah) International Islamic University Malaysia atau yang dikenal dengan IIUM, kedatangan tamu istimewa, Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Prof. Dr. KH. Didin Hafiduddin, M.Sc. Kedatangan beliau di Malaysia dalam rangka mengahadiri Undangan dari Temannya. Nah… bagi teman-teman Fotar, keberadaan beliau tidak disia-siakan. Malam itu, beliau diminta untuk mengisi Tasqif, memberikan wejengan ruhiah dan ilmu kepada para mahasiswa Indonesia yang ada di Malaysia. Alhamdulillah, lumayan banyak yang datang. Ada yang dari UKM, UTM, UM dan tentu IIUM yang terlebih banyak selaku tuan rumah.

Minggu, 11 November 2012

ISLAM DAN KEJUJURAN



Ada satu hal menarik dan menggugahkan hatiku ketika awal aku menginjakkan kaki di Kampus International Islamic University Malaysia (IIUM) beberapa bulan lalu. Kampus ini terdiri dari ribuan mahasiswa asing dari berbai penjuru dunia serta berbagai warna kulit, suku dan bangsa. Kesemuanya mereka berada di bawah payung yang satu, yaitu Islam.
Awalnya sudah sering aku lewat di pojok Faculty of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences, namun aku kurang memperhatikan di sana ada sebuah jualan air mineral (sejenis aqua kalau di Indonesia). 
Beberapa minggu setelah itu secara seksama kuperhatikan, lalu akupun termenung:
“apakah ini jualan?”. 
Aku melihat ada botol-botol air mineral yang tersusun dengan rapi pada sebuah rak dan kotak uangnya berwarna hijau daun pas di samping rak tersebut tanpa dijaga layaknya seperti toko yang sering kita lihat dan air meineralnyapun tanpa dikunci atau diikat. Siapa yang mau mengambil, langsung saja masukkan uangnya kedalam kotak dan siapa yang mau tidak jujur alias maling ambil saja, jika ada orang pura-puralah masukkan uang dan jika tidak ada orang langsung ambil saja, juga tidak akan ketahuaan kok. Dan lagi pojok Fakultas itu juga sedikit sepi.

Selasa, 06 November 2012

Mengejar Target Proposal Tesis



Dari sore tadi sampai sekarang (01.30 am) aku masih khusuk searching di internet mencari data-data penting buku yang harus aku temukan dan aku baca tentang Tesis yang akan aku tulis. Awalnya aku mengusulkan judul Tesis “Teori Maqashid Al-Syari’ah Yusuf Al-Qardhawi: Studi Analisis Yusuf Al-Qardhawi Terhadap Kaum Adh-Dhāhiriyyah Al-Judud dan Al-Mu’attilūn” dengan kerangka yang sudah terbuat dan terformat dengan rapi. Namun beberapa hari lalu aku datang kembali pada Prof. Dr. Khalif Muammar, superpisorku, beliau tidaklah menolak judul yang aku buat, akan tetapi beliau menyarankan:

“Edi... jika kita ingin mengkaji, kajilah pada hulunya. Yusuf Al-Qardhawi tidak merumuskan teori Maqasshid Al-Syari’an, beliau hanya mengulas kembali apa yang telah ditulis oleh ulama terdahulu dan disesuaikan dengan kontek kekinian. Lagi pula buku-buku beliau sudah banyak dan mudah ditemukan serta juga sudah banyak orang yang mengkaji beliau”.
Lalu akupun meminta saran dan pandangan beliau:
“Ustaz punya saran untuk saya?”
“Coba saudara kaji Konsep washatiyyah Imam Syafi’i dalam merumuskan teori hukum Islam. Karena disana akan jelas kecemerlangan beliau dalam menggabungkan antara alh ra’yu dan ahl al-hadis. Atau juga saudara bisa mengkaji washatiyyah Imam Al-Ghazali karena beliau sangat cemerlang dalam menghubungkan antara tasawwuf dan syari’at”.
Akupun hanya mengangguk-anggukkan kepala.
“Nah... jika kita mengkaji, kajilah kehulunya. Dengan demikian kajian saudara akan menjadi “wah””.
Setelah perbincangan dengan beliau aku berfikir dan mengkaji-kaji mencari. Berdiskusi dengan teman. Subhallah... respek teman-teman sungguh amat luar biasa.
“Benar itu di... jika kita mau mengkaji, kajilah kehulunya”, cloteh Arif Munandar, satu angkatanku.
Hmmmm.... alhamdulillah siang tadi aku dan beberapa teman diundang Prof. Wan ke ruangannya. Maka akupun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Aku konsultasikan tentang kajianku. Dan alhamdullah respon beliau juga bagus.
Bismillahirrahmanirrahim...
Aku putuskan bahwa aku akan mengkaji metodologi hukum Imam Syafi’i. Dengan alasan:
1.      Imam Syafi’i adalah salah seorang Pendiri Mazhab dan beliau juga peletak dasar ilmu ushul fiqh.
2.      Kajian beliau dalam memadukan antara ahl ra’yi dan ahl hadis sungguh telah melahirkan nilai ilmiyah yang amat luar biasa.
3.      Sebagai landasan melihat relevansi kajian ini dalam kenteks sekarang, dimana dunia Islam hari ini diterpa dua arus ekstrim, ekstrim kiri yang dipelopori oleh Kaum Liberal dan Ekstrim kanan yang dipelopori oleh Kaum Salafi. Lalu bagaimana kita harus “washithah” dalam beragama seperti apa yang telah dirumuskan dan dikaji oleh Imam Syafi’i dalam “Waashitah” beliau antara golongan ahl ra’yi dan dan ahl al-hadis.
Namun, kajian ini sungguh amat berat. Bukan kajian main-main, keplek... keplek... seperti banyak aku temui teman-teman S1 dulu. Sebenarnya berat bagiku untuk menelaah turats-turats dalam bahasa Arab dengan pengetahuan bahasa yang masih dan terus belajar. Namun aku yakin aku pasti bisa. Allah pasti akan memudahkan jalan.
Nah, setelah aku researsh mengai buku-buku yang harus aku baca dan aku pelajari untuk merumuskan kerangka proposal tesisnya, maka aku dapatkan sebagai berikut:
Buku-Buku Penting Rujukan Tesis
Buku Primer:
1.      As-Syafi'i, Muhammad bin Idris, ar-Risalah H. 507,tahqiq: Ahmad Muhammad Syakir.
2.      As-Syafi'i, Muhammad bin Idris, al-Umm, Daar ul-Ma'rifah, Beirut.
Buku Sekunder
1.      Jaih Mubarok, Modifikasi Hukum Islam : Studi Tentang Qawl Qadim Dan Qaul Jadid, (Jakarta: Rajawali, 2002).
2.      Ahmad Nahrawi `Abd al-Salam, al-Imam al-Syafi’i fi Madzhabaih fi al-Qadim wa al-Jadid, (Kairo: Dar al-Kutub, 1994), 90.
3.      Joseph, Schact. An Introduction to Islamic Law. London: Oxford at the Clerendon Press, 1971.
4.      Bik, Muhammad al-Khudlori. Tarikh al-Tasyri’ al-Islami. Beirut: Daar al-Fikr, cet. 8, 1967.
5.      Al-Khan, Mushtafa Said. Dirasah Tarihiyyah li al-Fiqh wa Ushuulihi. Damaskus: al-Syirkah al-Muttahidah li al-Tauzi’, 1984
6.      ____________. Atsar al-Ikhtilaf fi al-Qowa’id al-Ushuliyyah fi Ikhtilaaf fi al-Fuqaha. Kairo: Muassasah al-Risalah,1972.
7.      Al-Nabhan, Muhammad Faruq. al-Madkhal li al-Tasyri’ al-Islami. Beirut: Daar al-Qalam, 1981.
8.      Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi'i
9.      Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History, Karachi, 1965
10.  Abu Zahroh, Muhammad, al-Imam, Tarikh ul-Madzahib il-Islamiah H. 379, Daar ul-Fikr il-Arabi, Kairo.
11.  Tariq Suwaidan, Biografi Imam Syafi'i: Kisah Perjalanan dan Pelajaran Hidup Sang Mujtahid
12.  Baltaji, Muhammad, Prof. DR., Manahij ut-Tasyri' il-Islami f il-Qarn its-Tsan il-Hijri H. 200. Daar us-Salam, Kairo.
13.  Muhammad Jamal Barut , Al-Ijtihad: al-nass, al-waqi‘, al-maslahah (Bayrut: Dar al-Fikr al-Mu‘asir & Dimashq: Dar al-Fikr, 2000
14.  Ahmad Hasan, Early Development of Islamic Jurisprudence (Islamabad, Pakistan: Islamic Research Institute, International Islamic University, 1994
15.  Imam Syafi'i, Tafsir Ayat-Ayat Hukum Imam Syafi'i
                                                
Namun buku-buku ini belumlah ada di tangan. Seperti besok aku harus reseacrh ke perpus IIUM atau UKM atau UM atau ISTAC.
Semangat... target harus terkejar... Allahuakbar!!!!!