Senin, 29 Oktober 2012

Ketika Budaya dan Agama Berpadu

Beberapa hari yang lalu, tepat setelah shalat 'idul adha di Masjid Kampus IIUM, aku begitu terpikat pada warna warni pakaian agamis yang dikenakan oleh mahasiswa dari berbagai bangsa. Aku sempat merenung, alangkah indahnya jika budaya berpadu dengan agama. Ia akan melahirkan kreasi dan keindahan yang luar biasa (Note: tidak semua budaya bisa dipadukan). lalu aku keluarkan kamera dari saku bajuku dan berburu pakai indah dan unik untuk berfoto ria dengan mereka. Hasilnya coba anda lihat. Stttt... jangan lihat orangnya atau kulitnya.(^_^)

Peci dan Gamis Indah Dikenakan Oleh Saudara Kita
Dari Dataran Afrika

Minggu, 21 Oktober 2012

Antara Mengejar Mimpi Atau Pulkam


            Tiga hari sudah aku terjatuh sakit. Panass…. Dinginn….. panasss… dinginnn…. Lalu pana lagi… begitulah selama tiga hari… dan ternyata…… huhhhh…… ternyata demam campak. Pada hari-hari terakhir awalnya muncul bintik-bintik merah dari leher sampai ke pergelangan tangan. Lalu pelan-pelan muncul di muka dan pada akhirnya sekujur tubuh terjera. Huh… ujian Allah…
            Sungguh, bagiku, pada saat-saat sakit seperti itu dan jauh lagi di rantau orang, bahkan sudah luar Negara, sakit seperti ini serasa aku seperti anak yang tersisihkan. Jauh dari orang tua dan kampung halaman. Bangko – Jambi sana. Yang lebih sering adalah teringat dengan ibuku. Lalu aku teringat dengan teman-temanku. Aku teringat dengan orang yang selalu berada di sekitarku. Aku ingin pulang…. Aku ingin pulang…. Aku ingin pulang…. Pulang ke kampung halamanku.
            Namun, aku kuatkan kembali apa yag sudah aku cita-citakan. Aku putar kembali pahit getirnya perjuanganku ke negeri ini, dengan modal nekad kawan….
Suatu saat tengah malam ketika badanku begitu panasnya, air mataku jatuh menetes, teringat dengat pesan ibu dan do’a-do’a orang yang mengiringi keberangkatanku: “kau tau kawan …? Satu rupiahpun kau tak punya uang ke negeri ini. kau datang hanya dengan uang 3 juta rupiah. Apakah tidak ingat bagaimana susahnya berjuang ke sana sini. Lobi sana lobi sini. Bermodalkan bantuan orang-orang yang terbuka tangannya. Ingatlah kawan… bagaimana susahnya engkau menjalankan prosal. Bagaimana susahnya engkau mencari suaka. Mengejar Gubernur, wakil Gubernur,  Bupati dan wakil Bupati, tokoh-tokoh masyarakat. Sebenarnya hati kecilmu sangat malu, namun karena engkau sudah menemui jalan buntu. Pahit dan manispun engkau makan… yang penting itu halal cara kau dapatkan. Kau datang dengan susah payah. Coba kau pikirkan lagi kawan, di antara engkau dan kedua temanmu, engkau yang ternekad. Mukhlas dan suhaibah bermodalkan yang sangat cukup dari orang tua mereka. Lalu engkau dari mana…?” Engkau harus tetap konsisten dengan apa yang telah engkau cita-citakan kawan. Bantuan pembebasan uang kuliah/beasiswa dari UTM sungguh sangat cukup untukmu kawan. Coba engkau pikir ulang kembali, berapa uang semester yang harus dibayar jika engkau tidak dibantu… RM. 6000 (+-18.000.000) bukan? Dari mana bisa kau dapatkan uang sebesar itu. Dan engkau jangan pernah menjadi pecundang kawan. Engkau datang membawa nama institusimu, IAIN bukan? Lalu apakah engkau akan mengecewakan mereka? Memalukan institusimu sendiri yang sudah mendidikmu selama bertahun-tahun. Menghilangkan kepercayaan orang-orang CASIS-UTM kepada institusimu.
            Duuuuukkkk…. Tiba-tiba semangatku muncul kembali setelah lamunan itu. Badanku  kembali berkeringat. Semangatku kembali mengalir. Sungguh bagiku… sakit yang sedang aku derita adalah rintangan kecil dari berbagai rintangan besar yang akan aku hadapi kelak. Sungguh, ini adalah sakit yang “Membawa Ibrah”. Tetap semangat… Allahu Akbar!!!!!!!



Kuala Lumpur, 03 September 2012.

Minggu, 14 Oktober 2012

Saturday Night Series Lecture



Malam ini malam ketiga kalinya aku mengikuti Saturday Night Series Lecture yang diisi langsung oleh Tan Sri Prof. Syed Nuquib. M. Al-Attas. Agenda ini merupakan agenda rutin CASIS Universiti Tekhnologi Malaysia setipa minggu kedua dan minggu keempat setiap bulannya.
Belajar langsung dengan ilmuan semacam Syed Nuquib ini memberikan kenikmatan tersendiri. Nikmat dalam arti, aku dapat langsung mendengar dan belajar bertatap muka kepada orangnya langsung. Dan bagi beliau sendiri meskipun umurnya sudah delapan puluhan, kepada sudah memutih dan punggung sudah membungkuk namun semangatnya perlu diacungi jempol. Yah… begitulah orang yang mencintai ilmu, selalu bersemangat untuk belajar dan mengajarkannya.
Malam ini beliau membahas masalah Fundamental Element of Islam. Ceramah beliau dalam bahasa Inggris. Ruangan Dewan Besar Main Hall UTM Internasional Campus di jalan semarak Kuala Lumpur membeludak, bahkan ada diantara pencari ilmu tersebut yang terpaksa berdiri. Hmm… dalam hitungan kasarku tidak kurang dari 300 orang yang hadir pada malam ini. Yang paling membahagiakan pada malam ini adalah ada empat orang tamu para dosenku dari Jambi. Prof. Hasbi Umar, Prof. Husein Ritonga dan DR. Mohd. Yusuf. Mereka ini guruku ketika aku masih belajar di IAIN STS Jambi.
Alhamdulillah, begitulah mereka yang cinta ilmu datang dari berbagi penjuru negeri mencari ilmu. Syed Nuquib, ilmuan ulung saat ini telah menanamkan ‘Budaya Ilmu’ kepada murid-murid dan sebagian umat ini yang mencintai ilmu.

Catatan Rihlah Ilmiyahku Part II


Al-Azhar, IIUP dan IIUM Yang Tertunda



 


“Jangan menghina kami kelak kami akan menjadi menteri”

Jangan engkau tanyakan aku mengapa aku lebih bersemangat untuk belajar ketimbang aku masuk kedalam dunia kerja. Sekiranya engkau bisa merasakan apa yang aku rasakan saat ini niscaya engkau akan memilih jalan seperti jalan yang akau pilih. Aku tidak bermaksud kaya dengan harta tapi aku hanya bermaksud kaya dengan ilmu.


Sabtu, 13 Oktober 2012

CATATAN RIHLAH ILMIYAHKU (Part I)

Kuala Lumpur International Airport

Hahahaa... Satu bulan lebih sudah aku tinggal dinegeri orang, Malaysia,  dalam rangka rihlah ilmiyah. Alhamdulillah sejauh ini everyting is ok!!!
Dua september lalu aku memulai “Rihlah Ilmiyahku” dari kota yang terletak di jantung sumatra, Jambi namanya, menuju Malaysia. Aku teringat pada malam keberanakatanku ke negeri rantau ini, suasana suka dan duka menyelimuti hati. ‘Suka’ karena impianku untuk melanjutkan S2 alhamdulillah terkabulkan jua. ‘Duka’ karena meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara  di Jambi sana.

Rabu, 10 Oktober 2012

Do I do a mistake or I do a funny?



“Hei... you”, panggil Prof Al-Attas sambil melambaikan tangannya ke arahku.

“Me...” jawabku.
“Yes... you… Come here”.
Lalu aku mendekat dan menghampirinya.
“If you shake hand with your teacher and you want to kiss his hand, you have to kiss your teacher’s hand to get the “berkah”, not yours”.
Lalu aku ulang lagi berjabat dengannya. Namun, baahhhh.... seluruh orang yang ada di ruangan tersebut tertawa terkekeh-kekeh.
“What wrong with me. Wheter I do a mistake or I do a funny” pikirku.
Baaaahh.... ternyata tindakanku sore itu sangat lucu.
“I’m so sorry” ucap Prof Al-Attas while he smiled to me.
Hehehe... sungguh aku tidak bisa melupakan peristiwa ini. Peristiwa bodoh namun penuh kelucuan pernah aku lakukan di depan ilmuan ulung saat ini.


Selasa, 09 Oktober 2012

'Refres' Sejenak dari Aktifitas Kuliah




 
Sudah satu bulan lebih aku di Malaysia, tapi ini kali pertamanya jalan-jalan ke Twin Tower yang menjadi Icon-nya Negeri ini. Hahahahaa.... dasar kampungan bukan diriku.wkwkwkwk. Tapi ya wes, orak opo-opo kok, aku memang orang kampung.hehehe, orang kampung yang punya tujuan. 

Apa...?

Kamis, 04 Oktober 2012

Semuanya Berawal Dari Mimpi


            Dulu, 24 tahun silam, seorang anak bayi laki-laki lahir dari seorang Rahim perempuan yang bernama Asmanidar, lalu bayi tersebut di beri nama Edi Kurniawan. Dari kecil hingga selesai SLTP menetap di kampong halaman. Setelah itu anak tersebut melenjutkan ke MAKN (Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri) Jambi. 


Senin, 01 Oktober 2012

Mantra Kesuksesan


Dua puluh empat tahun yang silam, seorang bayi mungil lahir dari pelosok Kabupaten Merangin. Masa anak-anak dan remajanya dihabiskan di kampung halamannya selama 15 tahun. Lalu kemudian dia hijrah menuju Kota Jambi dalam rangka pengembaraan intelektual untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, wabil khusus dalam ilmu agama.