Tak pasti, adakah orang yang pernah mencoba ataukah
saya yang pertama kali, masak daging dalam rice cooker. Ceritanya gini brooo…
kemarin saya menjadi salah satu panitia penyelenggara Kurban di Majid UTM, dan
lumayan dapat daging 2 kilo. Trus bingung, bagaimana cara memasaknya karena
saya tidak punya kompor dan selama di Malaysia pun tidak pernah memasak. Nah,
ide ‘konyol’pun datang. Rice Cooker! Yah…. Rice Cooker!
Rabu, 16 Oktober 2013
Minggu, 13 Oktober 2013
Is KH Sa’id Agil Siradj an Adherent of ‘Salafī’?
One
of my friends gave Sa’id Agil Siradj’s dissertation to me some weeks ago by
title: ‘Ṣilatu L-lāh bil Kaun fī L-Taṣawwuf al-Falsafī:
Dirāsah wa naqd’ (The relationship of Allāh with Nature on the Taṣawwuf
of Falsafi: A Study and A Critique). Click here to download it.
Today
I have a moment to read it. It has 662 pages, divided into seven chapters (plus
conclusion), and published by Ummul Qurā University, Mecca. The object of his research
is on the concept of ma’rifah, tawḥid, fanā’, hulūl, ittihad
dan wahdat al-wujūd that recognized by Muslim scholar such as Ibn
‘Arabī, al-Ghazalī, Abū Yazīd al-Bustāmī, Junaid al-Baghdādī, al-Hallaj, Zunnun
al-Misrī, and others. While his tool of analysis, like what he says by using of
Ahlussunnah wa al-Jamaʿah views that recognized by Ibn Taymiyyah.
Well. As we know that
he is a President of Nahḍah al-ʿUlamāʾ or well-known by NU,
the larger Muslim Organization in Indonesia. In NU traditions and views, the
names like Ibn ʿArabī, al-Ghazalī, Junaid al-Baghdādī are the prominent scholars
and more influence them. Otherwise, Ibn Taymiyyah’s views on Kalām and Taṣawwuf
are not so interested by them. It’s really contrary to NU’s views on
Kalām and Taṣawwuf.
It becomes more
interesting not only to me but you also to read it page by page and to know
what’s happen with KH Sa’id Agil Siradj. Contemplate these
questions deeply: Was he ever adhered by Salafi and he left it after his joint
to NU, or it was just a research, or it was influenced of his University? Wallāhuaʿlam!
I should not judge him. Please read it and evaluate by you your selves.
Sabtu, 05 Oktober 2013
Nasehat al-Dhahabī Kepada Ibn Taymiyyah
Al-Nasīḥah al-Dhaḥabiyyah li Ibn Taymiyyah:
Click untuk buku PDF
Beberapa penggal yang telah kuusahakan untuk difahami
"Wahai Muslim
Engkau (Ibn Taymiyyah) telah mengedepankan nafsu keledai untuk memuji dirimu, sampai kapan engkau akan mempertahankan egomu dan menyerang orang-orang pilihan. Berapa lama lagi engkau akan menghargainya dan menghina orang-orang yang berbakti, berapa lama lagi engkau akan mengagungkannya dan merendahkan hamba-hamba. Sampai Kapan engkau akan menjadi teman dekatnya dan membenci orang-orang zuhud.
Sampai kapan kamu memuji-muji omonganmu sendiri dengan pujian yang tidak engkau berikan bahkan kepada hadis-hadis Bukhari & Muslim, andai hadist-hadist dari keduanya selamat dari kecamanmu, bahkan setiap saat engkau menyerangnya dengan mendha’ifkannya dan menggugurkannya dengan takwil atau pengingkaran."
Click untuk buku PDF
Beberapa penggal yang telah kuusahakan untuk difahami
"Wahai Muslim
Engkau (Ibn Taymiyyah) telah mengedepankan nafsu keledai untuk memuji dirimu, sampai kapan engkau akan mempertahankan egomu dan menyerang orang-orang pilihan. Berapa lama lagi engkau akan menghargainya dan menghina orang-orang yang berbakti, berapa lama lagi engkau akan mengagungkannya dan merendahkan hamba-hamba. Sampai Kapan engkau akan menjadi teman dekatnya dan membenci orang-orang zuhud.
Sampai kapan kamu memuji-muji omonganmu sendiri dengan pujian yang tidak engkau berikan bahkan kepada hadis-hadis Bukhari & Muslim, andai hadist-hadist dari keduanya selamat dari kecamanmu, bahkan setiap saat engkau menyerangnya dengan mendha’ifkannya dan menggugurkannya dengan takwil atau pengingkaran."
Langganan:
Postingan (Atom)