Khalaqa
Oleh Edi Kurniawan
Hamba yang sadar,
mencari kepada siapa sepatutnya ia mencinta guna kelangsungan hidupnya: Aisyah,
Fatimah, Zahrah, atau Zulaikha?
Lalu hamba yang sadar
berfikir sedalam-dalamnya tentang wujud dan kewujudan diri. Bernatijahlah hamba,
adanya hamba bukan karena diadakan oleh dan diri hamba; bukan pula diniatkan
dan dititahkan oleh dan diri hamba; dan bukan pula dirancang oleh dan diri
hamba. Hamba tiada kuasa, apatah lagi memiliki mukjizat Nabiyyullāh ʿIsā ʿAlayhi
ʾl-Salām!
Hamba pun sadar dalam
mengartikan tujuan melangsungkan hidup sepatutnya mengetahui, bahwa di dalamnya
ada Pemberi kewujudan, dan ada Pemberi hidup padanya, oleh dan siapa yang
menjadikan, dan oleh siapa yang menahan dan meniadakan.
Tuhan pun berkata:
“Sesungguhnya telah datang
kepada manusia suatu ketika dimana ia belum sedikitpun ada. Kemudian Kami
jadikan manusia itu dari setetes air yang bercampur, supaya Kami menguji dia;
lalu Kami jadikan dia mendengar lagi melihat. Sesungguhnya Kami menunjuki ke
arah jalan ke benaran, maka ada yang berterimakasih di antara mereka dan ada
pula yang ingkar.”
Hamba dengan sadar
merenungkan ini, menatijahlah bahwa hamba sepatutnya mendekapkan buah cinta
kepada pemilik cinta.
Hai… bukan Aisyah bukan
Fatimah dan bukan pula Zahrah atau Zulaikha!
Kuala Lumpur, 5
Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar