Kamis, 18 April 2013

Ndesooo




Aku punya cerita yang cukup lucu yang pernah aku alami ketika akan mengoperasikan mesin cuci Asrama. Kalau meminjam istilah Tukul Arwana, pasnya disebut “ndesooo”. Ya… itulah sebutan yang pas untuk diriku. Tooh… memang aku orang ndesoo…hehhee…


Cerita gini brooo… malam tadi (17 April 2013) aku mencuci pakaian di Laundry Asrama demi mempercepat dan mempermudahkan urusan ketimbang mencuci dengan tangan. Eitz… tapi aku bukan anak manja ya?hahaahaa… Ini aku lakukan dalam keadaan tertentu saja.
Nah… karena ini kali pertama saya menggunakan mesin yang cukup canggih dan untuk mengoperasikannya harus pakai “syiling” atau uang logam. Jadi aku kayak orang “ndesoo” saja yang belum tahu apa2.hahahaaa… Cukup lamalah aku di ruangan Laundry, mempelajari tata cara penggunaannya. Tapi… masih belum “mudeng” juga. Lalu aku keluar masuk ruangan dengan harapan ada orang lewat dan meminta bantuan mereka. Eh… Alhamdulillah akhirnya ada juga, Ibrahim, pelajar dari Oman.


Dari jarak yang cukup jauh aku panggil beliau sembari berjalan mendekatinya.


“Brother… would you like to help me please?”, pintaku.


“What can I help you brother?”.


“Can you operate this machine? Really, I never use it”, pintaku sambil menunjukkan pakaian dan mesin cuci.


Lalu dengan senang hati ia mengajariku. Dimulai dengan memasukkan coin kedalam laci mesin cuci. Lalu pakaian dan deterjen. Setelah itu tunggu atau tinggalkan saja karena akan memakan waktu antara 25-30 menit.


Sekali cuci sebenarnya gak terlalu mahal, cuma RM. 2,50. Namun naas, karena mesin itu bisa dioperasikan hanya dengan coin, dan itu pun dengan coin 50 atau 20 cen. Sementara coin yang aku bawa lebih banyak 10 sen. Beberapa coin sudah aku masukkan, namun belum cukup.


“Do you have more coin brother? It cannot be operated except by entering 50 or 20 Cen”.


“Hmmm… I have no more”.


“Wait here, I will take my coin”.


Lalu ia kembali ke kamarnya yang tak terlalu jauh dari ruangan Laundry dan beberapa waktu kemudian ia datang dengan membawa beberapa sen untuk tambahan dari kekurangan koinku. Sejerus kemudian dia memasukkan koin2 itu kedalam tabung koin mesin cuci. Dan sejurus kemudian pula mesin itu berjalan. 


“Thanks you brother”, ucapku.


“Okay… you have to wait for 25-30 minutes”.


“Okay… oh yes. How much I use your coin?”.


“Oh… never mind. Leave it”.


Dalam beberapa waktu setelah itu kami berkenalan dan berbual-bual. Dan setelah memastikan bahwa aku sudah mengerti dalam mengoperasikan mesin cuci tersebut, barulah dia meninggalkanku.


“Jazakallah”, ucapku sekali lagi.


“Hahahahahaaa..”,ketawaku dalam hati. Satu sisi aku sangat tertegun atas kebaikan hati brother Ibrahim, namun disisi lain aku malu pada diriku sendiri. Hahahaaaaa….. dasar….“ndesoo”.





Kediaman Siswa Jaya, UTM Kuala Lumpur, 18 April 2013.

6 komentar:

Sam mengatakan...

haha..ndak apa2 ndeso ndak tahu, daripada ndak tahu sama sekali bro...

btw, knpa dirimu ndak masuk sekalian ke dlm mesin cucinya bro?? hahaha.... Piss.. :d

Unknown mengatakan...

Hahahahaaaa...... betul2.
Sayang mas, mesin cucinya gak muat.hahahaa

Bonitnotz mengatakan...

HIhiiii... cengar cengir saya bacanya, ternyata bukan cm telepon umum yg pake coin? #makinNdeso :D

Meutia mengatakan...

wah saya juga ndeso kalau pake koin hehe, apa kabarnya?smoga kuliahnya lncar dan cepat slesainya ya

Unknown mengatakan...

Mbak Bonit: hehe... gitulah mbak, memang orang deso dan tambah ndesoo.wkwkwkwk

Unknown mengatakan...

kak Tiya: Alhamdulillah baik kak. Amin, InsyaAllah. Jazakillah!