Polis lagi menyaman |
Eitz… ente
tau kagak, apa itu saman? Gak tau ya? (beeehhh…sok ngajarin.com).hahahaa… SAMAN
itu dari bahasa Melayu Malaysia yang artinya TILANG alias kena
tilang Polisi. Mengapa kena tilang? Yah… boleh jadi kita tidak lengkap dalam
mengendara karena tidak memakai helem, sepion atau apalah. Atau boleh jadi juga
si Polisi lagi bokek.:-).
Cerita gini broo … pagi itu aku dan Mukhlas
(http://perpus-alkhairat.blogspot.com/) berangkat kuliah. Sama seperti hari-hari sebelumnya, dari rumah ke kampus kami
lewat Tol Duke, demi menghemat waktu. Kalau lewat jalan raya biasa itu bisa
menghabiskan waktu 30 menit, sementara kalau lewat tol, cuma 10-15 menit. Kami
tinggal di Greenwood, Gombak, tak jauh lah dari Kampus IIUM. Sementara kampus kami
di kawasan semarak, Kuala Lumpur.
Ringkas kata ringkas cerita. Sebenarnya yang mengendarai
motor itu mukhlas. Biasa… gaya soulmate-ku satu ini, gaya orang
jawa, karena dia memang darah jawa, bawa motornya pelan sekali. Kayak
bapak2..hahahaaaa.. pizz ya Mukhlas.^_^
Trusss….
Di tempat pembayaran Tol ada jalur khusus
motor, jadi motor tidak perlu bayar uang Tol. Namun celakanya, tempat ini
menurut cerita teman-teman merupakan tempat polis (Melayu) alias polisi (Indonesia)
nangkring mencari mangsa.hahahaa… tapi nih brooo… seumur
saya di Kuala Lumpur, baru itu kali pertama saya berjumpa Polis nongkrong di
situ.
Mungkin nasib gue lagi sial kali yaa…. Dari
jauh sebenarnya tidak akan tampak jika ada polisi, kecuali kalau sudah melewati
tikungan itu. Jika sudah masuk, ya sudah…. tidak bisa berbalik arah…. pasrah
saja sama polis yang sudah di hadapan.
Naaaah… disiniiii niiiiih… si Mukhlas tu yaaa… Grogiiii….jadi
kepala motornya sedikit olang aling.hahaaaa… lalu dia berhenti…. hmmm…
celakanya niiih brooo… si polisi itu sudah faham psikologi orang-orang yang
bersalah di jalan raya. Lalu kami di stop.
“bang… gimana nih bang… kita gak ada sim?”
Tanya si Mukhlas.
“yaaa…. Tawakkal saja”.
Ehhhh….. ternyata disitu si Mecheon alias si
Arif, teman sekelas dari Bandung, sudah duluan di stop sama polis. Sambil
berdiri dia senyam-senyum menatap kea rah kami.
“parker di sini” perintah polis.
Karena banyaknya kendaraan yang diperiksa pagi
itu, jadi kami cukup lamalah disitu. Mungkin mencapai ½ jam. Baru tiba giliran.
“Sopir motor ini siapa?” Tanya si polisi.
“saya ncek”, jawab si Mukhlas.
“mana Licence (Indonesia: SIM) sama rotek (Indonesia:
STNK)”.
“tak de ncik”
“Apeee… motor ini boleh dibawa ke balai polis
(kantor besar polisi) ini”.
Dengan berbisik-bisik aku dengan mukhlas.
“Lasss… antum bawa uang berapa?”
“Yaa Allah bang… Mukhlas Cuma bawa RM. 20”.
“Yaa sudah… abang ada RM. 20”.
Maklum lagi bokek brooooo….hahahaaa Kecuali si Big
Bos alias si Mukhlas yang dipanggil ama teman2 Big Bos
yang uangnya berserak di ATM.
“Engkau boleh kena RM.300…. RM.600… RM.900…
haaaaah RM.900… karena ada tiga kesalahan”, gertak si Polis. Padahal kami Cuma
salahnya satu, tak ada SIM. Dalam aturan Malaysia, itu kalau di selesaikan dibalai
polis bisa menghabiskan uang tidak kurang dari RM.300 (+-Rp.900.000).
“Busyeeettt” pikirku,,,, “Wong kita salahnya
Cuma satu. Ini mau mencari uang dia”.
Lalu aku serahkan paspor dan kartu mahasiswa
dan dengan wajah merayu (dalam bahasa Melayu merayu negosiasi dengan lemah
lembut agar dikurangkan).
“Bang… maaf bang… kami pelajar UTM dari
Indonesia tak punya uanglah sebanyak itu. Kalau boleh kita selesaikan disini
sahaja lah bang”.
“Selesai disini maksud engkau macam mana?”.
“Yaa selesai disini”.
Hmmm… namanya juga polis jalanan, pasti sudah
pahamlah dengan bahasa kinayah semacam itu.
“kalau RM.50 tak mau saya angkat”, sembari dia
meninggalkan kami dan mengurus yang lain.
“Las… antum merayu saja dengan wajah meremes
dengan polis itu. Jangan membantah”, pintaku sama Mukhlas.
“Iya bang”, sembari si Mukhlas mengejar si polis.
Dari jarak yang sedikit jauh aku mendengar,
“ncik maaf ncik, saya Cuma ada RM.40”.
Haaaaaaaa….. haaaaaa… haaaaaaa…. Dasar polisi KAMPREEEEEEE……… (stttttt… gak usah
dilanjutin hehehe).^_^
Si Mukhlas baru baru saja menarik uang dari
saku baju, eh…. belum lagi keluar sudah ditarik sendiri sama si polisi itu dari
saku si Mukhlas dan dengan sekejap uang itu ia pindahkan ke kantong celana..
“Haaaa…. Haaaa…. Haaaa…. Bang goblok betul
polisi itu yaa…. Seperti belum sarapan dia. Cangok”, pekik si Mukhlas
ketika meninggalkan si Polis itu.
“Ya sudahlah las… ikhlasin saja… kalau urusan
diselesaikan di kantor polisi urusan menjadi ribet dan uang yang akan
dikeluarkan akan berlipat-lipat dari RM.40 itu. Ikhlasin saja agar dia tidak
memakan uang haram”.
Saya kira polis Indonesia saja yang mata
duitan, ternyata Malaysia juga, sama saja.
Rekk… rekk… rekk… sebetas itu ceritanya.hahaaaaa….
Nb.
TKP: Jalan Tol Duke, 21 Desember 2012 pukul
09.15 pagi Waktu Malaysia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar