Jumat, 28 Juni 2013

Kabut Asap dan Poling Yang Mengejutkan




Sebuah poling yang cukup mengejutkan, diakan oleh Koran Tempo, dimulai 27 Juni - 03 Juli 2013 dengan pertanyaan: “Menurut Anda, pantaskah Presiden Yudhoyono meminta maaf ke Malaysia dan Singapura karena kedua negara tersebut terkena dampak asap pembakaran hutan di Indonesia?”. Jawabannya (hari ini, 28 juni 2013 pukul 15.38 waktu Malaysia), dari 661 koresponden, 396 menyatakan tidak atau sama dengan 59.9%, 256 menyatakan iya atau sama dengan 38.7%, dan 9 menyatakan tidak tahu atau sama dengan 1.4%. (Sumber: http://www.tempo.co/jajak/indikator/)


Jawaban diatas memang tidak mewakili keseluruhan rakyat Indonesia, tapi jumlah yang mengatakan tidak lebih banyak banyak dari yang mengiyakan, saya sebagai warga Negara Indonesia, itu sangat menyedihkan. Mengapa? Secara pribadi saya tinggal di Kuala Lumpur dan meresakan sendiri akibat asap tersebut. Selama asap mengepul di langit Kuala Lumpur, selama itu pula saya batuk-batuk dan saya putuskan untuk mengurangi aktifitas keluar rumah. Secara umum, apa salahnya meminta maaf, toh.. asalnya memang karena ulah kita. Logika sebaliknya seperti ini, jika langit-langit Indonesia dipenuhi oleh asap yang berasal dari Malaysia atau Singapura, apa perasaan anda? ‘Mengerutuk’ bukan? Dan jika ditinjau dari sudut agama, kita sebagai warga Negara yang katanya mayoritas dan terbesar Muslim, tentu menyalahi agama kita. Bukankah Nabi kita telah mengingatkan, seberat-berat pekerjaan adalah meminta maaf jika kita salah dan memaafkan orang yang berbuat salah. Ganjarannya tidak main-main, syurga yang dijanjikan.

‘Ala kulli hal, memang sepantasnyalah Bapak Presiden selaku kepala Negara meminta maaf. Itu sangat baik, sangat baik dari sisi sosial dan sangat baik dari sisi agama.



Kuala Lumpur, 28 Juni 2013

Tidak ada komentar: