Selasa, 03 September 2013

Tulip




Hei, tulip itu. tulip itu. masih saja datang dan pergi. Padahal. Ada bentangan Hindia dan Cina Selatan, lalu hadir Konstantin. Tersekat. 

Nafīzahku dipenuhi sūrah al-jamīlah. Lukisan tulip; senyap dan sunyi. Datang dan pergi. Melekat terurai. Laksana embun dan sengatnya matahari. Namun masih saja ada rinai di padang ini. Akankah ia menjadi kebun, hamparan tulip-tulip; setiap hari petani itu menyemai, menyiram, memupuk dan menghalau hama-hama? Boleh jadi bila itu qaḍāNya.

Tidak ada komentar: