Beberapa minggu
lalu, teman-teman dari Fotar (Forum Tarbiyah) International Islamic University
Malaysia atau yang dikenal dengan IIUM, kedatangan tamu istimewa, Ketua Umum Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Prof. Dr. KH. Didin Hafiduddin, M.Sc. Kedatangan
beliau di Malaysia dalam rangka mengahadiri Undangan dari Temannya. Nah… bagi
teman-teman Fotar, keberadaan beliau tidak disia-siakan. Malam itu, beliau diminta
untuk mengisi Tasqif, memberikan wejengan
ruhiah dan ilmu kepada para mahasiswa Indonesia yang ada di Malaysia. Alhamdulillah,
lumayan banyak yang datang. Ada yang dari UKM, UTM, UM dan tentu IIUM yang
terlebih banyak selaku tuan rumah.
Selasa, 27 November 2012
Minggu, 11 November 2012
ISLAM DAN KEJUJURAN
Ada satu hal menarik dan menggugahkan hatiku ketika
awal aku menginjakkan kaki di Kampus International Islamic University Malaysia
(IIUM) beberapa bulan lalu. Kampus ini terdiri dari ribuan mahasiswa asing dari
berbai penjuru dunia serta berbagai warna kulit, suku dan bangsa. Kesemuanya mereka
berada di bawah payung yang satu, yaitu Islam.
Awalnya sudah sering aku lewat di pojok Faculty
of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences, namun aku kurang
memperhatikan di sana ada sebuah jualan air mineral (sejenis aqua kalau di
Indonesia).
Beberapa minggu setelah itu secara seksama kuperhatikan, lalu akupun termenung:
“apakah ini jualan?”.
Aku melihat ada botol-botol air mineral yang tersusun dengan rapi pada sebuah rak dan kotak uangnya berwarna hijau daun pas di samping rak tersebut tanpa dijaga layaknya seperti toko yang sering kita lihat dan air meineralnyapun tanpa dikunci atau diikat. Siapa yang mau mengambil, langsung saja masukkan uangnya kedalam kotak dan siapa yang mau tidak jujur alias maling ambil saja, jika ada orang pura-puralah masukkan uang dan jika tidak ada orang langsung ambil saja, juga tidak akan ketahuaan kok. Dan lagi pojok Fakultas itu juga sedikit sepi.
Beberapa minggu setelah itu secara seksama kuperhatikan, lalu akupun termenung:
“apakah ini jualan?”.
Aku melihat ada botol-botol air mineral yang tersusun dengan rapi pada sebuah rak dan kotak uangnya berwarna hijau daun pas di samping rak tersebut tanpa dijaga layaknya seperti toko yang sering kita lihat dan air meineralnyapun tanpa dikunci atau diikat. Siapa yang mau mengambil, langsung saja masukkan uangnya kedalam kotak dan siapa yang mau tidak jujur alias maling ambil saja, jika ada orang pura-puralah masukkan uang dan jika tidak ada orang langsung ambil saja, juga tidak akan ketahuaan kok. Dan lagi pojok Fakultas itu juga sedikit sepi.
Selasa, 06 November 2012
Mengejar Target Proposal Tesis
Dari sore tadi sampai sekarang (01.30 am) aku
masih khusuk searching di internet mencari data-data penting buku yang harus
aku temukan dan aku baca tentang Tesis yang akan aku tulis. Awalnya aku
mengusulkan judul Tesis “Teori Maqashid Al-Syari’ah Yusuf Al-Qardhawi: Studi
Analisis Yusuf Al-Qardhawi Terhadap Kaum Adh-Dhāhiriyyah Al-Judud
dan Al-Mu’attilūn” dengan kerangka yang sudah terbuat dan terformat
dengan rapi. Namun beberapa hari lalu aku datang kembali pada Prof. Dr. Khalif
Muammar, superpisorku, beliau tidaklah menolak judul yang aku buat, akan tetapi
beliau menyarankan:
“Edi... jika kita ingin mengkaji, kajilah pada
hulunya. Yusuf Al-Qardhawi tidak merumuskan teori Maqasshid Al-Syari’an, beliau
hanya mengulas kembali apa yang telah ditulis oleh ulama terdahulu dan
disesuaikan dengan kontek kekinian. Lagi pula buku-buku beliau sudah banyak dan
mudah ditemukan serta juga sudah banyak orang yang mengkaji beliau”.
Lalu akupun meminta saran dan pandangan
beliau:
“Ustaz punya saran untuk saya?”
“Coba saudara kaji Konsep washatiyyah
Imam Syafi’i dalam merumuskan teori hukum Islam. Karena disana akan jelas
kecemerlangan beliau dalam menggabungkan antara alh ra’yu dan ahl
al-hadis. Atau juga saudara bisa mengkaji washatiyyah Imam
Al-Ghazali karena beliau sangat cemerlang dalam menghubungkan antara tasawwuf
dan syari’at”.
Akupun hanya mengangguk-anggukkan kepala.
“Nah... jika kita mengkaji, kajilah kehulunya.
Dengan demikian kajian saudara akan menjadi “wah””.
Setelah perbincangan dengan beliau aku
berfikir dan mengkaji-kaji mencari. Berdiskusi dengan teman. Subhallah...
respek teman-teman sungguh amat luar biasa.
“Benar itu di... jika kita mau mengkaji,
kajilah kehulunya”, cloteh Arif Munandar, satu angkatanku.
Hmmmm.... alhamdulillah siang tadi aku dan
beberapa teman diundang Prof. Wan ke ruangannya. Maka akupun tak menyia-nyiakan
kesempatan tersebut. Aku konsultasikan tentang kajianku. Dan alhamdullah respon
beliau juga bagus.
Bismillahirrahmanirrahim...
Aku putuskan bahwa aku akan mengkaji
metodologi hukum Imam Syafi’i. Dengan alasan:
1. Imam Syafi’i adalah salah seorang Pendiri Mazhab dan beliau juga peletak
dasar ilmu ushul fiqh.
2. Kajian beliau dalam memadukan antara ahl ra’yi dan ahl hadis sungguh telah
melahirkan nilai ilmiyah yang amat luar biasa.
3. Sebagai landasan melihat relevansi kajian ini dalam kenteks sekarang,
dimana dunia Islam hari ini diterpa dua arus ekstrim, ekstrim kiri yang
dipelopori oleh Kaum Liberal dan Ekstrim kanan yang dipelopori oleh Kaum
Salafi. Lalu bagaimana kita harus “washithah” dalam beragama seperti apa yang
telah dirumuskan dan dikaji oleh Imam Syafi’i dalam “Waashitah” beliau antara
golongan ahl ra’yi dan dan ahl al-hadis.
Namun, kajian ini sungguh amat berat. Bukan kajian
main-main, keplek... keplek... seperti banyak aku temui teman-teman S1 dulu. Sebenarnya
berat bagiku untuk menelaah turats-turats dalam bahasa Arab dengan pengetahuan
bahasa yang masih dan terus belajar. Namun aku yakin aku pasti bisa. Allah
pasti akan memudahkan jalan.
Nah, setelah aku researsh mengai buku-buku
yang harus aku baca dan aku pelajari untuk merumuskan kerangka proposal
tesisnya, maka aku dapatkan sebagai berikut:
Buku-Buku Penting Rujukan Tesis
Buku Primer:
1. As-Syafi'i, Muhammad bin Idris, ar-Risalah H. 507,tahqiq: Ahmad
Muhammad Syakir.
2. As-Syafi'i, Muhammad bin Idris, al-Umm, Daar ul-Ma'rifah, Beirut.
Buku Sekunder
1.
Jaih
Mubarok, Modifikasi Hukum Islam : Studi Tentang Qawl Qadim Dan Qaul Jadid, (Jakarta: Rajawali, 2002).
2.
Ahmad
Nahrawi `Abd al-Salam, al-Imam al-Syafi’i fi Madzhabaih fi al-Qadim wa
al-Jadid, (Kairo: Dar al-Kutub, 1994), 90.
3.
Joseph,
Schact. An Introduction to Islamic Law. London: Oxford at the Clerendon Press,
1971.
4.
Bik,
Muhammad al-Khudlori. Tarikh al-Tasyri’ al-Islami. Beirut: Daar al-Fikr, cet.
8, 1967.
5.
Al-Khan,
Mushtafa Said. Dirasah Tarihiyyah li al-Fiqh wa Ushuulihi. Damaskus: al-Syirkah
al-Muttahidah li al-Tauzi’, 1984
6.
____________.
Atsar al-Ikhtilaf fi al-Qowa’id al-Ushuliyyah fi Ikhtilaaf fi al-Fuqaha. Kairo:
Muassasah al-Risalah,1972.
7.
Al-Nabhan,
Muhammad Faruq. al-Madkhal li al-Tasyri’ al-Islami. Beirut: Daar al-Qalam,
1981.
8.
Prof.
Dr. Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi'i
9.
Fazlur
Rahman, Islamic Methodology in History,
Karachi, 1965
10.
Abu
Zahroh, Muhammad, al-Imam, Tarikh ul-Madzahib il-Islamiah H. 379, Daar ul-Fikr
il-Arabi, Kairo.
11.
Tariq
Suwaidan, Biografi Imam Syafi'i: Kisah
Perjalanan dan Pelajaran Hidup Sang Mujtahid
12.
Baltaji,
Muhammad, Prof. DR., Manahij ut-Tasyri' il-Islami f il-Qarn its-Tsan il-Hijri
H. 200. Daar us-Salam, Kairo.
13.
Muhammad
Jamal Barut , Al-Ijtihad: al-nass, al-waqi‘, al-maslahah (Bayrut: Dar al-Fikr
al-Mu‘asir & Dimashq: Dar al-Fikr, 2000
14.
Ahmad
Hasan, Early Development of Islamic Jurisprudence (Islamabad, Pakistan: Islamic
Research Institute, International Islamic University, 1994
15.
Imam
Syafi'i, Tafsir Ayat-Ayat Hukum Imam Syafi'i
Namun buku-buku ini belumlah ada di tangan. Seperti
besok aku harus reseacrh ke perpus IIUM atau UKM atau UM atau ISTAC.
Semangat... target harus terkejar...
Allahuakbar!!!!!
Senin, 29 Oktober 2012
Ketika Budaya dan Agama Berpadu
Beberapa hari yang lalu, tepat setelah shalat 'idul adha di Masjid Kampus IIUM, aku begitu terpikat pada warna warni pakaian agamis yang dikenakan oleh mahasiswa dari berbagai bangsa. Aku sempat merenung, alangkah indahnya jika budaya berpadu dengan agama. Ia akan melahirkan kreasi dan keindahan yang luar biasa (Note: tidak semua budaya bisa dipadukan). lalu aku keluarkan kamera dari saku bajuku dan berburu pakai indah dan unik untuk berfoto ria dengan mereka. Hasilnya coba anda lihat. Stttt... jangan lihat orangnya atau kulitnya.(^_^)
Peci dan Gamis Indah Dikenakan Oleh Saudara Kita Dari Dataran Afrika |
Minggu, 21 Oktober 2012
Antara Mengejar Mimpi Atau Pulkam
Tiga hari
sudah aku terjatuh sakit. Panass…. Dinginn….. panasss… dinginnn…. Lalu pana
lagi… begitulah selama tiga hari… dan ternyata…… huhhhh…… ternyata demam
campak. Pada hari-hari terakhir awalnya muncul bintik-bintik merah dari leher
sampai ke pergelangan tangan. Lalu pelan-pelan muncul di muka dan pada akhirnya
sekujur tubuh terjera. Huh… ujian Allah…
Sungguh,
bagiku, pada saat-saat sakit seperti itu dan jauh lagi di rantau orang, bahkan
sudah luar Negara, sakit seperti ini serasa aku seperti anak yang tersisihkan.
Jauh dari orang tua dan kampung halaman. Bangko – Jambi sana. Yang lebih sering
adalah teringat dengan ibuku. Lalu aku teringat dengan teman-temanku. Aku
teringat dengan orang yang selalu berada di sekitarku. Aku
ingin pulang…. Aku ingin
pulang…. Aku ingin pulang…. Pulang ke kampung halamanku.
Namun, aku
kuatkan kembali apa yag sudah aku cita-citakan. Aku putar kembali pahit
getirnya perjuanganku ke negeri ini, dengan modal nekad kawan….
Suatu saat tengah malam ketika badanku begitu panasnya, air
mataku jatuh menetes, teringat dengat pesan ibu dan do’a-do’a orang yang
mengiringi keberangkatanku: “kau tau kawan …? Satu rupiahpun kau tak punya uang
ke negeri ini. kau datang hanya dengan uang 3 juta rupiah. Apakah tidak ingat
bagaimana susahnya berjuang ke sana sini. Lobi sana lobi sini. Bermodalkan
bantuan orang-orang yang terbuka tangannya. Ingatlah kawan… bagaimana susahnya
engkau menjalankan prosal. Bagaimana susahnya engkau mencari suaka. Mengejar Gubernur,
wakil Gubernur, Bupati dan wakil Bupati,
tokoh-tokoh masyarakat. Sebenarnya hati kecilmu sangat malu, namun karena
engkau sudah menemui jalan buntu. Pahit dan manispun engkau makan… yang penting
itu halal cara kau dapatkan. Kau datang dengan susah payah. Coba kau pikirkan
lagi kawan, di antara engkau dan kedua temanmu, engkau yang ternekad. Mukhlas
dan suhaibah bermodalkan yang sangat cukup dari orang tua mereka. Lalu engkau
dari mana…?” Engkau harus tetap konsisten dengan apa yang telah engkau
cita-citakan kawan. Bantuan pembebasan uang kuliah/beasiswa dari UTM sungguh
sangat cukup untukmu kawan. Coba engkau pikir ulang kembali, berapa uang
semester yang harus dibayar jika engkau tidak dibantu… RM. 6000 (+-18.000.000)
bukan? Dari mana bisa kau dapatkan uang sebesar itu. Dan engkau jangan pernah
menjadi pecundang kawan. Engkau datang membawa nama institusimu, IAIN bukan? Lalu
apakah engkau akan mengecewakan mereka? Memalukan institusimu sendiri yang
sudah mendidikmu selama bertahun-tahun. Menghilangkan kepercayaan orang-orang
CASIS-UTM kepada institusimu.
Duuuuukkkk….
Tiba-tiba semangatku muncul kembali setelah lamunan itu. Badanku kembali berkeringat. Semangatku kembali
mengalir. Sungguh bagiku… sakit yang sedang aku derita adalah rintangan kecil
dari berbagai rintangan besar yang akan aku hadapi kelak. Sungguh, ini adalah
sakit yang “Membawa Ibrah”. Tetap semangat… Allahu Akbar!!!!!!!
Kuala Lumpur, 03 September 2012.
Minggu, 14 Oktober 2012
Saturday Night Series Lecture
Malam ini malam ketiga kalinya aku mengikuti Saturday Night
Series Lecture yang diisi langsung oleh Tan Sri Prof. Syed Nuquib. M.
Al-Attas. Agenda ini merupakan agenda rutin CASIS Universiti Tekhnologi
Malaysia setipa minggu kedua dan minggu keempat setiap bulannya.
Belajar langsung dengan ilmuan semacam Syed Nuquib ini memberikan
kenikmatan tersendiri. Nikmat dalam arti, aku dapat langsung mendengar dan
belajar bertatap muka kepada orangnya langsung. Dan bagi beliau sendiri
meskipun umurnya sudah delapan puluhan, kepada sudah memutih dan punggung sudah
membungkuk namun semangatnya perlu diacungi jempol. Yah… begitulah orang yang
mencintai ilmu, selalu bersemangat untuk belajar dan mengajarkannya.
Malam ini beliau membahas masalah Fundamental Element of Islam. Ceramah
beliau dalam bahasa Inggris. Ruangan Dewan Besar Main Hall UTM Internasional
Campus di jalan semarak Kuala Lumpur membeludak, bahkan ada diantara pencari
ilmu tersebut yang terpaksa berdiri. Hmm… dalam hitungan kasarku tidak kurang
dari 300 orang yang hadir pada malam ini. Yang paling membahagiakan pada malam
ini adalah ada empat orang tamu para dosenku dari Jambi. Prof. Hasbi Umar,
Prof. Husein Ritonga dan DR. Mohd. Yusuf. Mereka ini guruku ketika aku masih
belajar di IAIN STS Jambi.
Alhamdulillah, begitulah mereka yang cinta ilmu datang dari berbagi
penjuru negeri mencari ilmu. Syed Nuquib, ilmuan ulung saat ini telah
menanamkan ‘Budaya Ilmu’ kepada murid-murid dan sebagian umat ini yang
mencintai ilmu.
Catatan Rihlah Ilmiyahku Part II
Al-Azhar, IIUP dan IIUM Yang Tertunda
“Jangan menghina kami kelak kami akan menjadi menteri”
Jangan engkau tanyakan aku mengapa aku lebih
bersemangat untuk belajar ketimbang aku masuk kedalam dunia kerja. Sekiranya
engkau bisa merasakan apa yang aku rasakan saat ini niscaya engkau akan memilih
jalan seperti jalan yang akau pilih. Aku tidak bermaksud kaya dengan harta tapi
aku hanya bermaksud kaya dengan ilmu.
Sabtu, 13 Oktober 2012
CATATAN RIHLAH ILMIYAHKU (Part I)
Kuala Lumpur International Airport |
Hahahaa... Satu bulan lebih sudah aku
tinggal dinegeri orang, Malaysia, dalam
rangka rihlah ilmiyah. Alhamdulillah sejauh ini everyting is ok!!!
Dua september lalu aku memulai “Rihlah
Ilmiyahku” dari kota yang terletak di jantung sumatra, Jambi namanya, menuju
Malaysia. Aku teringat pada malam keberanakatanku ke negeri rantau ini, suasana
suka dan duka menyelimuti hati. ‘Suka’ karena impianku untuk melanjutkan S2 alhamdulillah
terkabulkan jua. ‘Duka’ karena meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara di Jambi sana.
Rabu, 10 Oktober 2012
Do I do a mistake or I do a funny?
“Hei... you”, panggil Prof Al-Attas sambil melambaikan tangannya ke
arahku.
“Me...” jawabku.
“Yes... you… Come here…”.
Lalu aku mendekat dan menghampirinya.
“If you shake hand with your teacher and you want to kiss
his hand, you have to kiss your teacher’s hand to get the “berkah”, not yours”.
Lalu aku ulang lagi berjabat dengannya. Namun,
baahhhh.... seluruh orang yang ada di ruangan tersebut tertawa terkekeh-kekeh.
“What wrong with me. Wheter I do a mistake or I do a
funny” pikirku.
Baaaahh.... ternyata tindakanku sore itu
sangat lucu.
“I’m so sorry” ucap Prof Al-Attas while he smiled
to me.
Hehehe... sungguh aku tidak bisa melupakan
peristiwa ini. Peristiwa bodoh namun
penuh kelucuan pernah aku lakukan di depan ilmuan ulung saat ini.
Langganan:
Postingan (Atom)