Sabtu, 13 Oktober 2012

CATATAN RIHLAH ILMIYAHKU (Part I)

Kuala Lumpur International Airport

Hahahaa... Satu bulan lebih sudah aku tinggal dinegeri orang, Malaysia,  dalam rangka rihlah ilmiyah. Alhamdulillah sejauh ini everyting is ok!!!
Dua september lalu aku memulai “Rihlah Ilmiyahku” dari kota yang terletak di jantung sumatra, Jambi namanya, menuju Malaysia. Aku teringat pada malam keberanakatanku ke negeri rantau ini, suasana suka dan duka menyelimuti hati. ‘Suka’ karena impianku untuk melanjutkan S2 alhamdulillah terkabulkan jua. ‘Duka’ karena meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara  di Jambi sana.

Tercatat dalam catatan harianku, pukul 10 malam genderang perang ditabuhkan yang menjadi petanda keberangkatan ke ‘medan perang’ siap dimulai. “masuk-masuk, mobil sudah siap untuk ke Palembang”, perintah petugas loket. Tepat pukul 03.15 aku sudah sampai di bandara Sulthan Badaruddin II Palembang. Setelah ceck and receck, ternyata masyaallah:
“HP ku... HP ku tertintanggal di mobil”.
Hatiku cukup gundah juga waktu itu. Dengan berbaik hati si Mukhlas meminjamkan Hp-nya untuk misscaal nomorku, alhamdulillah ternyata masih aktif. Hmmm..... tapi tidak diangkat, mungkin sopirnya tidak mendengar ring HP-nya kali. Huhh.... setelah di misscaal berkali-kali, ternyata HP itu tidak aktif lagu. “Waduuuhhh” fikirku, namun aku belum habis akal. Lalu aku hubungi officer loket mobil yang aku tumpangi dan melaporkan hal yang bersangkutan. ‘sedih’, ternyata menurut laporan officer sopir yang bersangkutan pun tidak tahu. Hmmm.... demi menghilangkan rasa penasaran, aku pinta no sang sopir lalu aku hubungi, jawaban yang sama dia berikan. Huh.... ternyata benar-benar hilang.
 “Ya sudah, ikhlaskan saja” pikirku. Barang yang sudah hilang dan kecil kemungkinan untuk ditemekan. Halalkan saja agar orang yang mencuri atau orang yang mendapatkan tidak menggunakan atau memekan dari hasil haram. Semoga diakhirat nanti sang pencuri atau orang yang menemukan tidak sibuk membawa dan mencari diriku.hehehe.
“Ya sudah, ambil saja ibrahnya, agar kedepannya aku lebih berhati-hati dalam menjaga barang pribadi maupaun barang-barang yang dititipkan”.



*****
Pukul 16.20 Waktu Kuala Lumpur, pesawat Air Asia yang aku tumpangi mendarat di KLIA (Kuala Lumpur Internasional Airport). Setelah mencap paspor dan mengambil barang di bagasi, aku langsung keluar. Hmmmm.... alhamdullih, I miss you so much....
“Bang Ali....”, Bang Faisal dan Bang Abdullah telah menunggu. Mereka adalah mahasiswa S 2 IIUM. Bang Ali dan bang Faisal asalnya dari Inhil Riau. Sementara Bang Abdullah dari Jawa Timur, dan logat jawanyapun cukup kental. “Alhamdulillah...” janji bang Ali pun ditepati. Beliau benar-benar datang menjemputku.
Aku tidak sendiri datang ke Kuala Lumpur. Ada Mukhlas dan Suhaibah. Tanpa banyak ‘cikonak-cikonek’  kami langsung menuju KL Central dan selanjutnya menuju IIUM (Internasional Islamic University Malaysia) dengan Toyota Avanza yang dikemudikan Bang Abdullah. Breeeettttt.... ternyata cukup jauh juga jarakj antara KLIA ke IIUM. Hampir 2 jam perjalanan kami baru sampai. Padahal, alamaaaaaaak...... badanku cuaapeeek banget... dan kepalaku ‘nyetnyot- nyetnyot’.
Hmmm.... ternyata cuapeek badan nyetnyot kepala terobati juga dengan melihat panirama kampus IIUM yang begitu indah mepesona mata.
“Subhanallah”, pikirku. Indah buangeeett.... it’s very beutiful.


*****
Hampir dua minggu aku menumpang sama bang Ali di IIUM. Sungguh di IIUM inilah pengalaman pertama kaliku melihat orang dari berbagai bangsa dan warna kulit. Semuanya sama-sama mempunyai tujuan yang sama. Belajar dan mencari ilmu.
Secara umum kampus IIUM diisi oleh mahasiswa manca negara. It’s a great campus. Bahasa resmi hanya Arab dan Inggris.
Wah... sekiranya dua bulan saja aku berada di lingkungan semacam ini. Hmmm... insyaallah aku bisa ngloceh-ngocoh dalam bahasa  Arab dan Inggris.
Selama dua minggu di IIUM mahasiswa asing yang cukup close to me adalah Syakirin, mahasiswa asa Nigeria. Tapi dia lucu juga yaa... hahahaha. His nationality language is use engglish, but Negerian engglish is not clear. Like Syakirin... For example: when he said“come back”, it’s pronaound sound “kam bak” dengan suara yang serak lagi kental logat Nigeria. Haha.... saya yakin jika anda bertemu dengan orang Negeria dan bercakap dalam bahasa Inggris, anda pasti akan sedikit bingung, “what does he/she says? Or what does he/she means?

IIUM Kuala Lumpur, 3-16 September 2012

*****
Kampusku bukan IIUM, pilihanku dari Jambi adalah CASIS-UTM (Centre for Advence on Islam, Science and Civilization – University Tekhnolgi Malaysia). Tiga hari pertama awal masuk kelas aku tidak bisa menghadiri kelas, cobaaaaaaaannn yang cukup berat yang hampir membalikkan niatku, aku menderita demam campak. Hiks... hiks... hiks... seluruh tubuhku tumbuh bintik-bitik kecil berwarna merah. Hampir satu minggu aku menderita dan tiga hari aku tidak bisa menghadiri kelas. Hiks... hiks... hiks... sedihnya.
Masuk hari keempat aku paksakan diriku untuk menghadiri kelas. Namun baaaaahhhhh...... aku sedikit kebingungan, I’ve no hear melayu or Indonesia lenguage in the class. Lecture is presented by engglish.
Awal-awal masuk kelas aku hanya melongok. what the lecturer says?. ‘Ngomong apolah dosenko’. Aku hanya diam duduk mengamati dan memasang kuping dalam-dalam memperhatikan penjelasan dosen.
Hmmmm... tapi alhamdulillah masuk dua minggu di bangku perkuliahan aku sudah mulai asik dengan suasana semacam itu. Dan ditambahkan lagi dengan kualitas tenaga pengajar yang tidak diragukan lagi. Ada Prof. Dr. Wan Daud, ilmuan yang sudah mendunia, direktur CASIS sekaligus mengajar mata kuliah Wordview and Epistemic Frameword. Associate Prof. Dr. Syamsuddin Arif, ilmuan muslim yang langka saat ini. Dia seorang huffaz, kaligrafer, pakar Orientalis, dan menguasai berbagai bahasa (Arab, Inggris, Latin, Jerman, Hebrew, Syriac, Greek, Pancis, dan Belanda) serta meraih dua gelar Doktor. (1). dari ISTAC-IIUM dan (2) dari Frankurt Jerman. Dia  mengajar mata kuliah Bahasa Arab dan Al-Qur’an and Hadith: Principles and Contemporary Challenge. Prof. Dr. Zainiy Uthman, Alumni UCLA dan ISTAC-IIUM. Juga ilmuan ulung saat ini. Dia mengajar mata kuliah Philosophy of Science and Civilisation. Satu lagi, Spesialis Bahasa Arab Dr. Sulaeman dari Ghana, Afrika. Beliau alumni Sudan dan ISTAC-IIUM. Sungguh... tidak salah aku belajar ke CASIS, tenaga pengajar adalah orang-orang yang luar biasa. Namun, bagi orang baru seperti aku terasa cukup berat dikarenakan kuliah fulltime. Hahahaa.... full dari senin sampai sabtu dan rata masuk jam 08.30, pulang jam 14.00. belum lagi tugas-tugas yang diberikan. Merview buku, article, makalah, semunya dalam bahasa inggris. Alamaaaak..... hehehe... tapi harus tetap semangat.

2 komentar:

Latifah Ratih mengatakan...

Kapan yah saya juga bisa lanjut sekolah di luar Negeri?? #myDream....

Unknown mengatakan...

Subhanallah, jangan disia siakan kesempatan emas ini ...
Semoga kembali ke tanah airr dengan ilmu yang bermanfaat.