kau lambaikan tangan dengan kebisuan dan tarian hujan yang tak bermuara. hingga angin berhembus meyapu debu-debu nokhta, tercatat di balik zikir ini. maka ku terbitlah do’a yang tersulam dari relung hati nan dalam penuh pinta harap pada-Nya, di tengah badai datang memporak-porandakan gedung-gedung indah menawan mata dan kota megah itu. ah… memang menyejukkan tapi tak terasa. menyegarkan tapi mendingin. ketika angin berhembus menyapa muka. karena kita memang seharusnya berterimakasih kepada-Nya.
180611
2 komentar:
Walau hanya setetes air mata..sebutir debu..dan sekilas angin menyapa, memang seharusnya di syukuri. Sekecil apapun itu, akan tapi tetap bermakna..
@ Putri: terimakasih, jazakillah!!!!
Posting Komentar