aku menafsirkan bahasa angin yang berlabuh pada dedaunan, nyanyian alam.
lalu mentari menyapa pagi dan saga merah berlabuh sore, hening.
tiada kata yang keluar dari lidahnya, hatilah yang berdo’a.
sayup sadu kelopak matanya petanda ingin, apa nak dikata lidah tak tergerak mungkin.
Cuma hati berkata : hingga… “cukuplah daun lidah bertasbih, hati hening”.
4 komentar:
Cuma hati berkata : hingga… “cukuplah daun lidah bertasbih, hati hening”.
kata sya: subhanallah... :D
bertasbih... hingga waktunya nanti...
kala daun lidah bertasbih maka hati pun tenang.. subhanallah.. ^^ nice sob...^^
baaah,, ada sang pemangsa Asiriani.:-)
Posting Komentar