Selasa, 03 Mei 2011

Dahaga Februari


Suara itu memecahkan gema malam
kehempitan...
kelaparan...
busung lapar...
menjadi nyanyian yang tak kunjung usang

tandus bumi tak bertuan hingga
tanaman layu tumbuh

saban hari saban kelabu
hidup di antara puing-puing dan mesiu
tak ada lelah tak ada lesu
hidup terus melaju antara lumba-lumba dan hiu

di sudut kota itu mereka melihat kilauan permata bening menebus sukma
melebur bersama ombak
menari bersama lagu
sayup-sayup hilang bersama saban malam

ternyata itu hanya kilauan mata yang tak terpegang

Tidak ada komentar: