Selasa, 03 Mei 2011

Sepatu Professor


Sepatu mengkilap itu menari di atas permadani suci
akal dan budi terpatri dalam hati
                                         berujar:
“Menari indah di pulau terlarang,
menyesakkan dedaunan yang usang
memecahkan perawan putri raja dan ulu balang”

sepatu itu mengkilap bak mentari senja yang mengalunkan keindahan pulau dewata
mengkilap menyilaukan mata-mata orang-orang memandang hingga berujar:
“dengan gagah berani sepatu  professor menghentak-hentakkan rumah budi dan pekerti, suci nan penuh arti. ilmu menjulang kelangit bercengkrama dengan awan-awan.
kerikil kicil dan pasir-pasir di bumi yang diinjak mengabur dipelupuk mata”

bersama sepatu professor kuwasiatkan diri: “wahai jiwa-jiwa yang berakal dan berbudi
gunakanlah ilmu padi
tidak hanya ilmu yang menadah ke langit bercengkrama dengan awan
tapi batu-batu kerikil dan pasir-pasir yang kau injak: kau harus tahu dan sadar diri
jangan menadah seperti ilalang yang berharap penuh pada langit usang sementara
akarnya terhujam di bumi
                          gersang”



Jambi, 16 Maret 2011.

Tidak ada komentar: