Sepatu mengkilap itu menari di atas permadani suci
akal dan budi terpatri dalam hati
berujar:
“Menari indah di pulau terlarang,
menyesakkan dedaunan yang usang
memecahkan perawan putri raja dan ulu balang”
sepatu itu mengkilap bak mentari senja yang mengalunkan keindahan pulau dewata
mengkilap menyilaukan mata-mata orang-orang memandang hingga berujar:
“dengan gagah berani sepatu professor menghentak-hentakkan rumah budi dan pekerti, suci nan penuh arti. ilmu menjulang kelangit bercengkrama dengan awan-awan.
kerikil kicil dan pasir-pasir di bumi yang diinjak mengabur dipelupuk mata”
bersama sepatu professor kuwasiatkan diri: “wahai jiwa-jiwa yang berakal dan berbudi
gunakanlah ilmu padi
tidak hanya ilmu yang menadah ke langit bercengkrama dengan awan
tapi batu-batu kerikil dan pasir-pasir yang kau injak: kau harus tahu dan sadar diri
jangan menadah seperti ilalang yang berharap penuh pada langit usang sementara
akarnya terhujam di bumi
gersang”
Jambi, 16 Maret 2011.
akal dan budi terpatri dalam hati
berujar:
“Menari indah di pulau terlarang,
menyesakkan dedaunan yang usang
memecahkan perawan putri raja dan ulu balang”
sepatu itu mengkilap bak mentari senja yang mengalunkan keindahan pulau dewata
mengkilap menyilaukan mata-mata orang-orang memandang hingga berujar:
“dengan gagah berani sepatu professor menghentak-hentakkan rumah budi dan pekerti, suci nan penuh arti. ilmu menjulang kelangit bercengkrama dengan awan-awan.
kerikil kicil dan pasir-pasir di bumi yang diinjak mengabur dipelupuk mata”
bersama sepatu professor kuwasiatkan diri: “wahai jiwa-jiwa yang berakal dan berbudi
gunakanlah ilmu padi
tidak hanya ilmu yang menadah ke langit bercengkrama dengan awan
tapi batu-batu kerikil dan pasir-pasir yang kau injak: kau harus tahu dan sadar diri
jangan menadah seperti ilalang yang berharap penuh pada langit usang sementara
akarnya terhujam di bumi
gersang”
Jambi, 16 Maret 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar