Selasa, 03 Mei 2011

Syair Tukang Kebun


tugasku, apa yang disuruh: perintah kukerjakan, larangan kutinggalkan.
aku tak tahu rasa: pahit, manis, asinkah ia...
karena aku tak pernah mencoba

bala tentera datang dengan senjata lengkap
menggoda rasa menghisap
indah dimata, indah di hati
terpatrilah ku dalam mimpi

dug.. dug... dug...
gemuruh tempur,
                              bala tentera dengan para malaikat
mengguncang di tempa tak terdengar

tergelincir kaki, bala tentera kalah
kuda-kuda terpasang, malaikat menang
malaikat datang, putih pemberani
semangat berkoar, darah mengalir
tasbih terangkat, bala tentera kocar-kacir

amanah tuan sudah kujaga
tuan bertanya: “apa rasanya?”
“maafkan daku, aku tak tahu”

aku ingin seperti tukang kebun itu
memeliharamu dengan penuh amanah

* Nb
Puisi ini terinspirasi dari kejujuran seorang tukang kebun yang pernah diuji oleh Umar Ibnu Khattab. Alkisah, diceritakan bahwa pada suatu hari hari Umar dalam sebuah perjalanan melihat sebuah kebun dengan buah-buahnya yang ranum hingga  menggoda selera untuk mencicipi. Umar menghampiri sang tukang kebun,
"bagaimana rasanya buah dari kebun anda?", tanya Umar.
"Maaf, aku tak tahu", jawab tukang kebun.
"jadi selama ini kamu bekerja tanpa pernah mencicipi dari ranum buah-buah ini".
"tidak, tugasku hanya menjaga. Kebun ini bukan milikku".
Umar menguji:
"Bagaiama kalau kita coba? tuanmu tidak akan tahun".
"Benar, tuan saya tidak akan tahu. Tapi Allah Maha Tahu".
Umar pun tersentak dengan kejujuran sang pemuda tersebut.

Tidak ada komentar: