Tiga Ramadhan malaikat menyapaku: “tuan… pahlawanmu telah tiada”
hatiku hanya berkata: innalillah, itulah kehendak sang kuasa
hingga rerumputan dan bebatuan bertasbih mengiringi setiap dentuman langkah dan hentakan jantung.
Dialah pahlawanku…
ternyata dia telah tiada.
dengan semangat meskipun muka mulai mengeriput, ia merawat taman-taman penerus bangsa hingga mekar di pagi hari yang mengindahkan terpaan mentari.
Dialah pahlawanku…
ternyata dia telah pergi.
yang selalu menyapa dan senyum merkah di pipinya. menyantuni setiap yatim-yatim yang meminta. melayani dengan setulus hati yang datang setiap yang berkata.
Dialah pahlawanku…
ternyata dalam hitungan waktu telah dipanggil-Nya.
tak kenal usai bergeriliya di tengah hutan. Tak kenal
panas maupun hujan. menari di tengah laut
tak kenal badai dan terpaan karang.
Dialah pahlawanku yang telah tiada. Ku tadahkan tangan
Seraya mulut berdo’a: “wahai dzat yang maha pencipta, terimalah dia di sana”.
Jambi, 14 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar